Minggu, 07 Maret 2010

Dua Bulan Lagi Tahun Ajaran Baru ....

Minggu lalu, Sakya sepuluh bulan. Tambah lincah, tambah “aong”, bikin orang rumah sering keringetan!

Setelah penantian yang cukup lama, akhirnya si gigi muncul juga. Dan sekali muncul ada ... ENAM. Yang bawah dua, nongol duluan. Eh, ternyata yang atas nyusul, empat biji. Dan dua gigi depannya jarang, bikin wajahnya tambah jenaka, hihiiiii .... Syukurlah kalau lagi “engking” nggak pernah gigit-gigit Ibuk, dan semoga seterusnya nggak.

Makan tetap rakus, bahkan yoghurt plain pun disantap tanpa mengerenyit. Padahal orang-orang dewasa pada keaseman. Engking juga tetap rakus, dan senang sekali minum air es, kalau airnya agak hangat malah disembur-sembur. Oiya, dia bisa minum pake sedotan sejak umur tujuh bulan, lupa dicatat di tulisan lalu-lalu. Awalnya sih gara-gara si Nini minum teh pake sedotan, lalu dia keukeuh pengen ngemut sedotan. Eh, taunya betulan diminum. Untung tehnya nggak panas dan nggak manis. Karena rakus itu, sekarang semua orang yang ketemu pasti bilang “Jadi gendut!”.

Setelah bisa duduk tegak dengan percaya diri dan merangkak dengan kecepatan tinggi, sekarang sudah bisa naik tangga sendiri. Jadi sama sekali nggak bisa ditinggal. Karena merangkaknya cepat, seringkali si Ibuk atau Bapak meleng sedikit, eh ... sudah ada di anak tangga kedua. Biasanya kalau sampai atas, hidungnya berkeringat dan teriak-teriak gembira.
Kemampuan lain yang baru muncul adalah menari-nari. Kalau kita nyanyi “Ningnang, ningnang, euuuuuu, nangningnang ningnang euuuuu” tangannya digerak-gerakkan seperti jaipongan. Tapi kata si Aki, itu mah gerakan manortor, hahaha .... Sepertinya bakat menari ini turunan dari si Bapak yang nggak bisa diem, sementara wajahnya yang lempeng saat nangningnangningnang euuuuuu itu turunan dari Ibuk, hihiiiiiii .... Sekarang juga, tiap pagi harus nyetel radio Rama, kalo sore nonton videoklip Parahyangan di TV-TV lokal.

Terus, sekarang kalau kita bilang “Halo? Sakya ada?” benda apa pun di dekatnya disambar dan ditempel ke telinga. Yang paling sering sih remote TV, meskipun ada HP di dekatnya. Kalau nggak ada apa-apa pun, pasti nempelin tangan di telinga, sambil bilang “Hooooo?”
Dan yang paling bodor adalah ekspresi wajah Pak Tile-garis miring-Ki Dausnya. Kalau kita bilang “Sun bunyi!” dia pasti niru “muahhh” tapi dengan cara gigit bibir atas dan bibir bawah, lalu mendecap “Cpppahhhh”. Seperti ini. Kacau kan? Anak siapa sih ... anak si Bapak pastinya :p

Rambutnya semakin gondrong—bukan ke bawah, tapi ke atas ... jadi Ibuk nggak mau kalo Sakya dicukur dulu, coba kita lihat sampai sepanjang apa tumbuh tegak lurus dengan permukaan kepalanya, wekekek ....

Oh iya, dia juga punya teman baru, seekor kambing betina jinak yang namanya Bagja. Si Bagja ini peliharaan orang bawah, deket pemancingan, dipelihara sejak bayi jadi jinak, dan tiap hari berkeliaran ke mana-mana, karena tahu jalan pulang. Nah, setelah beberapa kali pertemuan, jadi akrab deh mereka berdua. Pernah waktu Sakya diajak ke pasar sama si Nini, terus ketemu Bagja, eh ... pengen naikin Bagja! (Setelah si Ibuk pikir-pikir, arti nama mereka juga hampir sama. Sakya kan artinya kebahagiaan, Bagja artinya bahagia. Hihihiiiii)

Lalu, bagaimana kabar si Ibuk? Ibuk mah kitu weh ... tetap keren seperti biasa. Hihihihihihiiiiiiiiihhhhhhh :p
 
 

Selasa, 02 Februari 2010

Si Jalu 9 Bulaaaaan

Karena masih juga riweuh dengan kerjaan dan paciweuh dengan malas, jadi catatan tentang
Sakya baru sempat ditulis sekarang, waktu dia 9 bulan. Jadi, mungkin ada yang kelewat
atau lupa kapan waktu tepatnya. Ah, biarin aja, yang penting niat .

Mulai 6 bulan, Sakya mulai makan. Sengaja nggak dikasih makanan instan, tapi hasil
buatan si Ibuk. Soalnya, makanan bayi instan itu enak-enak (hihi … karena si Ibuk sering
makan bubur bayi instan), khawatir juga kalau dia nggak kenal rasa asli makanan. Dan ini
juga tantangan buat si Ibuk yang pemalas, hehehe …. Jadi, yang pertama dia makan itu
bubur tepung beras organik Gasol yang dicampur dengan macam-macam puree buah dan sayur. Katanya sih kalau awal-awal, harusnya nggak dicampur. Tapi karena si Nini dengan
bersemangat udah beli labu parang dan ubi kuning, jadi ya sudah, dijejelin juga. Cuma
tetap pakai aturan 4 hari, supaya ketauan dia alergi nggak.

Syukurlah sampai sekarang makannya tetap lahap. Malah cenderung rakus, dan nggak
pilih-pilih makanan. Sayang si Ibuk selalu gagal kalau bikin biskuit bayi, hihihiiii …. Yang pertama nyontek resep dari majalah bayi waralaba luar negeri, malah bulukan. Yang kedua nyontek resep yang beredar di blog-blog, terus nyicipin biskuit Maalik buatan si Antjheu, jadinya malah keras (tapi lumayan enak lah, peningkatan). Jadi Sakya masih makan biskuit beli jadi. Dan setelah si Ibuk ikut nyobain, ternyata yang paling nggak terlalu manis itu biskuit marie Promina (untuk 8 bulan ke atas). Terus pernah juga beli biskuit bayi produk Malaysia, eh … rasanya kaya’ opak hahaha …. Dan karena rakus, sekarang pipinya gembil, perutnya buncit, paha dan betisnya montok.

Tuh kan, karena nggak dicatat, jadi lupa kapan Sakya mulai lancar merangkak. Tapi sekarang merangkaknya jauh dan ngebut … sampai sempat berkunjung ke UGD, gara-gara nggak ketangkep pas jatuh dari tempat tidur dan muntah (huh!). Alhamdulillah nggak kenapa-kenapa, cuma mungkin dia trauma pas diambil darah dan dirontgen, karena lama ditahan nggak boleh gerak-gerak. Peristiwa itu terjadi hari Jumat dua minggu yang lalu, dan sialnya si Bapak lagi di Pangalengan dan teleponnya nggak diangkat-angkat. Grrrrrrr! Selain lancar merangkak, sekarang dia juga sudah ahli mundur, duduk, dan mulai merambat terus berdiri.

Setelah kata pertamanya “Bapak”, sekarang sudah mulai bisa panggil Ibuk, tapi manggilnya “Buuu … ahhh. Buuuuuuuuahhhh. Brrrrruuuu!” Lalu bisa merangkai kata “Bapakbauuu”
(Hihihiiii … eh emang betulan, beberapa kali kedengeran begitu). Manggil si Aki pun sudah mulai “Keh!”, tapi manggil si Nini belum bisa. Sakya juga bisa bilang “dadah dadah dadah” sambil ngegerakin tangan. Dan kalau manggil orang lain, biasanya dia bilang “Heh!” (Preman banget yak)

Sekarang dia suka banget sama kucing, kalau ada kucing langsung “petik jari”. Bahkan si Mamak Robin pun dipanggilnya dengan “petik jari”, hihiii …. (Apa menurut Sakya si Mamak
Robin itu kucing garong? :D) Selain pok ame-ame dan cilukba, Sakya juga suka bersenandung, dan sering ajrut-ajrutan kalau denger nyanyian. Sekarang tidurnya sudah teratur dan mulai lama, nggak sebentar-sebentar nangis minta nenen. Biasanya jam 8 mulai teler, jadi syukurlah si Ibuk bisa kerja setiap malam. Tapi bangunnya juga pagi. Biasanya dia bangun subuh karena BAB, lalu seringnya nggak mau tidur lagi. Kadang-kadang si Ibuk masih ngantuk, jadi Sakya diantar ke atas supaya main sama si Nini dan si Aki, sementara Ibuk tidur lagi hihiiii. Kadang-kadang tidurnya gelisah, hobi nendangin si Bapak, dan seringkali muter seperti kincir (kata si Bapak mah “ngolecer”).

Sakya senang diajak ke warung atau ke toko, waktu di Togamas juga jerit-jerit kegirangan sendiri di tengah toko karena liat kipas angin dan banner, sampai diliatin orang-orang. Dan yang sekarang ketahuan adalah … dia suka sekali naik kendaraan umum. Kalau di mobil si Aki sih sering bosan, akhirnya tidur. Kalau di angkot, satu per satu penumpang diperhatikan dan orang-orang yang duduk di sebelah kami dicolek-colek dan dipanggil, “Heh!”. Terus kalau diajak ngobrol, dia senyum-senyum, kadang-kadang sampai jerit-jerit juga.

Sakya juga pernah ngambek, gara-gara dimarahin sama Ibuk. Waktu itu dia nggak mau diem
di bak mandinya, hampir jatuh. Terus di stroller juga gerak-gerak terus, nggak mau
dipasangin sabuk pengaman. Jadi, si Ibuk marahin Sakya karena itu kan bahaya. Marahinnya nggak keras kok, cuma dibilangin “Sakya kalau di bak mandi dan di stroller jangan nakal, nanti jatuh!” Eh … taunya nangis sesenggukan, lalu dibawa si Nini jalan-jalan ke pasar, sampai pasar juga masih sesenggukan sakit hati, hihihiiii …. Pernah juga waktu si Bapak pulang, maunya nempel terus, kalau si Bapak keluar ruangan langsung nangis. Dikit-dikit nangis dan pengen ke Bapak. Iya deh, segitunya kangen sama Bapak, jadi si Ibuk agak dicuekin waktu itu, huh.

Lalu si Ibuk sendiri bagaimana? Si Ibuk sehat, paling-paling sakit kepala atau pilek (Jadi ibuk-ibuk itu ternyata nggak boleh sakit! :D) Nggak terlalu kurang tidur lagi, meskipun kadang-kadang kalau sedang kerja suka begadang juga karena tanggung, bisa karena kerjaannya lagi seru atau karena kepepet deadline hehehe ….  Si Ibuk belum bisa pakai celana jins sebelum hamilnya lagi, tapi syukurlah baju-baju atasan yang sempat kekecilan sekarang sudah muat lagi dan berhasil pakai satu celana sebelum hamil yang bukan jins. Lipatan perut sudah menghilang satu (haha … bangga), meskipun lengan kekar karena latihan beban tiap hari (dan si bebannya nggak mau diem) sehingga ganti galon air minum pun sekarang terasa sebagai pekerjaan yang ringan, hihihihiiiiii ….